Kasih Ibu Sepanjang Masa Dan Kasih Anak Hanya Sepanjang Waktu
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, seorang anak laki-laki bernama Angga meluluskan pendidikannya di SMA, namun sayang pada saat kelulusannya dia tidak pernah menyertakan atau mengajak ibunya. Angga merupakan satu-satunya anak yang dimiliki oleh ibu Wilda, dan anugrah dari Tuhan yang sangat berharga bagi diri ibu Wilda.
Bandar Domino QQ
Ayah Angga meninggal dunia saat dia masih dalam kandungan, hanya Anggalah yang menjadi tumpuan hidup ibunya sehingga dia kuat untuk menjalani hidup. Pada suatu saat Angga berkata pada ibunya : “ Ibu, aku malu sama teman-temanku, mereka memiliki ibu yang sempurna secara fisik dan mereka bangga terhadap ibu mereka, tapi aku bu, mengapa aku memiliki ibu yang buta. Andai saja aku tau, aku dilahirkan oleh seorang ibu yang buta maka aku lebih memilih untuk tidak dilahirkan”
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya ibu Wilda berkata : “ Nak, ibu memang buta, tetapi walaupun kau malu dengan keadaan fisik yang ibu miliki, ibu tetap sayang padamu nak. Angga pun menjawab : “ Bu, semua teman-temanku selalu menghinaku, bahkan tidak ada satu perempuanpun yang suka padaku karena melihat fisik ibu yang tidak sempurna. Mereka takut jika kelak menikah denganku anak kami juga akan cacat, buta seperti ibu ”. Mendengar perkataan anaknya ibu Wilda begitu terpukul dan menangis, namun demikian ibu Wilda tetap sayang dengan anaknya Angga dan tak henti-hentinya ibu itu berdo’a untuk anaknya.
Agen blackjack Online
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, akhirnya Angga menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Teknik. Betapa bangganya hati ibu Wilda mendengar anaknya akan diwisuda dan menjadi seorang Insinyur, tak sia-sia pengorbanan ibu Wilda selama ini dengan berjualan di pasar untuk menyekolahkan Angga , tak kenal lelah bu Wilda berkerja walaupun dalam keadaan matanya yang buta. Sampailah saat yang ditunggu-tunggu, saat Angga dan yang lainnya akan diwisuda. Teman-teman Angga berserta orang tuanya dan keluarga berkumpul menantikan acara dimulai, tetapi ibu Wilda sama sekali tidak diajak Angga untuk menghadiri wisuda tersebut.
Bandar Domino QQ Online
Akhirnya ibu Wilda datang sendiri keacara tersebut, sesampainya ditempat Angga akan diwisuda, betapa bahagianya hati sang ibu Wilda mendengar nama anaknya dipanggil kedepan dengan nilai terbaik. Namun tidak Angga , dia sangat malu terhadap teman-teman dan kekasihnya ketika mengetahui ibunya juga hadir di acara wisuda itu, acara yang seharusnya menurut Angga membuatnya bahagia.
Pada saat itu, ibunya menekati Angga sambil meraba-raba wajah anaknya, dan kekasih Angga bertanya pada Angga : “ Siapa perempuan buta itu ? Angga tidak menjawab dan hanya diam membisu. Akhirnya ibu Wilda berkata bahwa dia adalah ibunya Angga , mendengar ibunya berkata demikian, Angga akhirnya pulang sebelum acara selesai dan meninggalkan ibunya senidirian.
Agen Blackjack Online Terpercaya
Setelah acara selesai akhirnya ibu Wilda juga pulang kerumah tanpa anaknya Angga . Namun siapa yang tau kapan ajal akan tiba, ketika hendak menyebrang jalan ibu Wilda meninggal dunia. Hanya tas kecil dan sangat lusuh yang selalu dibawa kemanapun ibu Wilda saat berpergian. Betapa terkejutnya Angga ketika pihak rumah sakit mengabarkan bahwa beberapa menit yang lalu ibunya telah meninggal akibat kecelakaan. Dan petugas kepolisian memberikan tas yang dibawa ibunya pada saat menghadiri wisuda, Angga hanya diam duduk menunggu ibunya yang masih dibersihkan dari sisa-sisa darah yang masih menempel di tubunya.
Pada saat menunggu jenazah ibunya, Angga membuka tas kesayangan ibunya yang lusuh dan kumal itu. Disana terdapat foto ibunya ketika mengandung Angga , pada saat Angga masih bayi, dan betapa terkejutnya Angga ketika membaca sepucuk surat yang begitu lusuh yang terdapat didalam tas ibunya. Angga membaca surat tersebut, dan didalam surat itu tertulis :
Agen Domino QQ Online Terpercaya
“ Banjarmasin, 12 Oktober 1984, Anaku Angga yang sangat kucintai, bayi mungilku yang sangat kusayangi, betapa kau sangat berharga dihati ibu nak. Walaupun kau buta dari lahir tetapi ibu sangat menyayangimu, kaulah anugrah terindah yang ibu muliki. Nak, ini adalah surat terakhir yang ibu tulis, karena besok ibu sudah tidak bisa lagi menuliskan kata-kata diatas kertas. Karena besok ibu akan mendonorkan kedua mata ibu untukmu nak, agar kelak kau dapat melihat dan menikmati indahnya dunia, anugrah yang diberikan Tuhan. Nak suatu saat jika ibu sudah tiada dan kau ingin melihat ibu, berkacalah nak, karena dimatamu ada ibu yang selalu menemanimu ”.
Akhirnya tanpa terasa air mata Angga mengalir dan sudah terlambat bagi dirinya untuk membahagiakan ibunya. Angga teringat dengan semua perbuatan yang ia lakukan terhadap ibunya, dia hanya duduk terdiam tersimpuh di depan kaki ibunya yang telah terbujur kaku. Semua telah terjadi dan kini ibunya telah pergi untuk selama-lamanya.
“dalam hal ini mengajarkan betapa besar kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, tanpa mengharapkan balasan. Ibu selalu dengan ikhlas memberikan apapun yang dimilikinya termasuk jiwanya sendiri “